Satuan Densus 88 Polri mengungkap bahwa terduga pelaku ledakan di SMA 72 Jakarta belajar membuat bom dari internet.
Juru bicara Densus 88, Mayndra Eka Wardhana, menerangkan bahwa proses perakitan dilakukan sendirian.
“Dirakit sendiri, dan pelaku mengakses melalui internet cara-cara merakit bom,” kata Eka kepada wartawan, Selasa (11/10).
Meski demikian, ia tidak menjelaskan detail komposisi bom yang digunakan dalam insiden tersebut.
“Detail teknis akan disampaikan pihak Gegana dan Bidhumas Polda Metro Jaya,” ujarnya.
Sebelumnya, Eka juga menyebut bahwa pelaku sering mengunjungi situs-situs ekstrem di dunia maya sebelum melancarkan aksinya.
Forum tersebut memuat gambar dan video aksi sadis yang nyata.
“Konten yang ditonton menampilkan kematian akibat perang atau pembunuhan,” jelasnya.
Insiden peledakan itu terjadi di kompleks sekolah negeri di Jakarta Utara pada Jumat (7/11).
Ledakan terjadi di area masjid sekolah saat kegiatan salat Jumat tengah berlangsung.
Tidak ada korban meninggal, namun puluhan siswa dan warga sekolah mengalami luka.
Berdasarkan laporan polisi, pelaku menyimpan tujuh bom rakitan ke dalam area sekolah, dan empat bahan peledak sempat aktif di dua lokasi berbeda.
Sementara tiga perangkat lain sudah disita petugas untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Otoritas keamanan nasional menelusuri kemungkinan hubungan dengan kelompok ekstremis.
Peristiwa ini mendorong seruan agar literasi digital diperkuat untuk mencegah hal serupa.
Masyarakat diminta tidak panik sambil menunggu hasil investigasi resmi.