Otoritas terkait resmi mengumumkan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) mulai minggu pertama bulan ini.
Kebijakan ini menimbulkan reaksi dari pelaku usaha karena berpotensi menaikkan harga barang lain.
Dari siaran resmi Kementerian ESDM, harga Pertalite mengalami kenaikan 5–10 persen per liter.
“Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pasokan,” terang Direktur BBM.
Penyesuaian energi nasional berdampak domino ke sektor produksi pangan.
Ongkos kirim barang naik signifikan, yang berpengaruh pada inflasi bulanan.
Pedagang pasar mengaku khawatir akibat kenaikan biaya transportasi.
Pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa kenaikan harga BBM memang perlu dilakukan.
Namun, harus menyiapkan kompensasi.
“Bantuan langsung tunai wajib segera dijalankan agar masyarakat kecil tidak terlalu terdampak,” lanjut Dr. Indah Rahma.
Sementara itu, beberapa daerah mulai menyesuaikan tarif angkutan.
Organisasi konsumen mengusulkan solusi jangka pendek.
Penyesuaian harga energi tahun ini terjadi di saat ekonomi mulai pulih.
Ke depan, pemerintah diyakini menstabilkan harga pasar.
Hal utama saat ini adalah pengawasan distribusi.
Harga energi tetap fluktuatif, tapi stabilitas sosial tetap menjadi prioritas.
Karena energi berpengaruh langsung pada kehidupan rakyat.